Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membaca Perempuan Itu

27 Juli 2021   20:12 Diperbarui: 27 Juli 2021   20:24 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: pxhere.com

Dia datang membawa pelita saat langit murung. Setitik cahaya menerangi hati yang sedang mutung

Suaranya datang dari timur. Bawa cinta agar mimpi-mimpi tak mudah pecah dan gugur. Padahal ia sedang memupuk impian agar tak tumbuh retak pada tanah tempatnya berpijak 

Kukenal perempuan itu di dunia maya pada taburan seribu aksara. "Ini sekeping harap, karena itu yang kupunya," katanya tanpa rasa curiga 

Bagiku itu bukan sekeping, tapi sepuluh, seratus, beribu-ribu, bahkan sejuta kebaikan. Seperti mata air yang memancar pada lahan-lahan yang kering

Membaca perempuan itu, kurasa, tak cukup dengan puisi ini 

***

Lebakwana, Juli 2021 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun