Kita menyangka berhala-berhala telah runtuh. Tapi kenyataannya, pemujaan-pemujaaan baru terus tumbuhÂ
Kapak Ibrahim telah lama ditinggalkan pada leher berhala yang besar
Namun, kini mewujud pada kata-kata, gambar, bahkan kebencian pun sebagai sesembahan baru untuk mata pencarianÂ
Tidak ada tapi diada-adakan. Nyata di mata yang disembunyikan. Demi sepatu, bendera-bendera, yang padahal hanya dinikmati sebentar sajaÂ
Di mana kapak Ibrahim. Menghentikan orang alim, yang menggunakan ilmunya di jalan yang lalim; menetak bebal, pada kepala-kepala yang berjalan tak menggunakan akalÂ
Tapi berada di mana kapak IbrahimÂ
***
Lebakwana, Juli 2021Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H