Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Menulis Puisi

6 Juni 2021   11:02 Diperbarui: 6 Juni 2021   11:10 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto dokpri. 

Pada laut palung tak terpagut, pada pecah tanah menunggu basah, pada mendung hujan yang urung, pada langit harap yang menyimpan sakit, pada wangi mawar menyembunyikan duri, pada rentak tari tabuh gendang tak berbunyi, pada pacu kaki kuda terbelenggu 

Pada gemetar lambung yang berjalan limbung, pada igau mimpi yang parau 

Pada peluk tangan tak tergapai, pada seberang titian yang patah

Pada cinta rindu hanya sampai di mata

Pada huruf sekadar kata 

***

Lebakwana, Juni 2021 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun