Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matahari Merah

23 Mei 2021   20:22 Diperbarui: 23 Mei 2021   20:33 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi matahari merah. Sumber: aceh.antaranews.com 

Pagi ini matahari merah di antara tiang-tiang listrik, di atas atap rumah 

Barangkali sebagai pertanda kembalinya riuh kata-kata, yang keluar dari beranda linimasa. Kadang meluncur seperti tak terencana, tak lebih dahulu dicerna 

Di tempat lain, sebagian orang hanya memperkuat barisan, menghitung menimbang seberapa besar dapat bagian. Kalau tidak, akan mengirimkan lolong sepanjang malam. Seperti foto-foto menakutkan: siluet serigala di bawah bulan purnama. Raungannya menyelusup pintu-pintu ruangan

Atau bisa juga menyerang balas, balik menggonggong, dengan lebih banyak memberi makan anjing-anjing peliharaan 

Udara riuh dengan gonggong anjing 

Tapi percayalah, ketika takada lagi yang bisa dimakan, dan tuannya tak lagi di gelanggang, anjing-anjing ini yang pertama kali meninggalkan barisan 

***

Lebakwana, Mei 2021. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun