Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita, Pada Suatu Hari yang Agak Mendung

13 Januari 2021   06:50 Diperbarui: 13 Januari 2021   07:03 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh Khoa Vo/ Pexels 

Kita adalah suatu pagi yang dingin, menghangatkan hati pada setengah periuk bubur ayam, yang akan kita jual hari ini. Ada perih saat mengiris-iris daun bawang. Bukan pada mata, tapi luka pada cerita, takusai di usia senja 

Kita, mungkin juga sebuah jalan yang lengang, memaksakan dengan keramaian yang semu; menghitung hari, berbilang tahun. Musim-musim yang bercerita, tentang gelang dan kalung yang gugur, menggenapi mimpi yang semakin kabur 

Takada mimpi yang salah. Hanya kadang langkah kaki gamang kehilangan arah 

Terkadang kita menjadi paket internet 1 Gb, berhemat-hemat selama seminggu, berselancar di ombak percakapan, hanya sekadar mengirimkan pesan,  "Hai, selamat pagi cinta?" 

Pada suatu hari yang agak mendung, kita berusaha agar hati tetap hangat menghadapi semangkuk bubur ayam yang dingin, sisa jualan pagi tadi. Bersembunyi dari gerimis, agar waktu tak terlihat basah 

***

Lebakwana, Januari 2021 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun