mimpi-mimpi belum banyak yang sampai ke batasÂ
Akhirnya sampai pada jarak, Â di keping cerita yang lain tempat berpijak. Tempat berharap agar keinginan-keinginan bisa beranjak. Mungkin belum sampai tuntas, karenaKini aku mencoba membaca Lebakwana, desa yang asri, tak akan ada terpeta dalam kepala orang-orang ibu kotaÂ
Udaranya sejuk, dijaga pebukitan yang hijau. Pohon-pohon mangga dan tangkil berjajar. Ada juga pokok randu, tempat  nanti bertukar rinduÂ
Anak-anak menatap dengan bola mata yang bening, setiap sore berboncengan dengan ayah-bundanya, atau digendong di pundak, seraya mengajarkan bagaimana cara menaiki tangga hingga ke puncakÂ
Hangatnya matahari pagi menumpahkan penghuninya, pergi ke pusat-pusat industri: Cilegon, Serang, dan kota sekitarnya. Atau yang berniaga, berangkat pagi-pagi butaÂ
Bila Lebakwana sebuah kalimat, ia baru dibatasi tanda baca koma. Dan aku tidak tahu akan terhenti di manaÂ
***
Lebakwana, Oktober 2020Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H