Lidah yang tak mau belajar, pada jejak yang api. Bara ditiup-tiup, merambat, hingga bendera urung berkibarÂ
Akhirnya melahirkan dendam, menyulut peta agar selalu menyala, dengan gaduh yang entah. Pada riuh mengintai salahÂ
Ini negeri tempat pemujaan kepada lidah yang menajam pedang. Berkelebatan, menebas yang tak satu pandangÂ
Bila lidah pedang diberi sayap, sekelilingnya pun dipandang sebagai kucing kurap. Bahkan, Tuhan pun tak dianggapÂ
Kalau saja tahu, lidah pedang sama artinya dengan membesarkan harimau dalam tubuh. Suatu saat ia akan menerkam tuannya
Impian pun cabik, dan runtuhÂ
***
Cilegon, September, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H