Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri pada Lidah yang Pedang

21 September 2020   23:36 Diperbarui: 21 September 2020   23:51 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lidah yang tak mau belajar, pada jejak yang api. Bara ditiup-tiup, merambat, hingga bendera urung berkibar 

Akhirnya melahirkan dendam, menyulut peta agar selalu menyala, dengan gaduh yang entah. Pada riuh mengintai salah 

Ini negeri tempat pemujaan kepada lidah yang menajam pedang. Berkelebatan, menebas yang tak satu pandang 

Bila lidah pedang diberi sayap, sekelilingnya pun dipandang sebagai kucing kurap. Bahkan, Tuhan pun tak dianggap 

Kalau saja tahu, lidah pedang sama artinya dengan membesarkan harimau dalam tubuh. Suatu saat ia akan menerkam tuannya

Impian pun cabik, dan runtuh 

***

Cilegon, September, 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun