Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Novel yang Robek pada Halaman 216

20 Agustus 2020   22:31 Diperbarui: 20 Agustus 2020   22:42 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh David McEachan/ Pexels

Aku yang melakukan 

Pesanmu yang terkirim berembun di layar hape-ku. Bukan karena seharian tak kubuka, tapi aku ikut merasakan gerimis bersamamu 

Pesawat yang meledak membuat Langit tewas. Seorang kekasih tergugu pilu di bandara. Padahal seminggu ke depan mereka akan duduk di pelaminan, memadu janji, berencana mengumpulkan banyak warna 

Kau selalu membenci kehilangan, walaupun itu hanya sekadar cerita dalam novel

Langit -tokoh dalam novel itu-  tewas di halaman 216, jelang sepuluh halaman lagi akan tamat. Kau merobeknya, agar tak membangkitkan kenanganmu tentang rasa kehilangan, dan kesedihanmu tak berlarat 

Pengarang novel itu tentu tak tersinggung, dan mau mengerti, karena pengarangnya aku sendiri 

***

Cilegon, Agustus 2020 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun