Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Siklus Remeh-temeh tentang Kangen

9 Agustus 2020   21:01 Diperbarui: 9 Agustus 2020   21:05 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh Sergei Shmigelskii/ Pexels 

Kangen itu adalah pagi, pagi yang di dalamnya menjanjikan embun, embun mencumbu pucuk dedaunan, daun bersilang salam kepada ranting, ranting bersepakat pada dahan, dahan menanti janji burung, burung pun tak ragu bernyanyi, nyanyi untuk menyambut matahari, matahari yang tak pernah habis berkisah, kisah pada bumi, bumi berputar pada garis waktu 

waktu pada gerak jarum jam

jam yang gelisah, gelisah janji-janji kota, kota bermandikan cahaya lampu, lampu yang menggoda desa, desa yang remuk 

remuk cinta 

cinta itu air, api, tanah, juga pelangi

juga merah jambu 

dan ada 1000 cerita kangen di dalamnya 

***

Cilegon, Agustus 2020. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun