Jangankan mengatur suara agar berirama, untuk berkata-kata pun seperti tercekik, terbata-bataÂ
Bibir yang gemetar berdiri canggung, karena terlalu lama aku kehilangan panggungÂ
Perjalanan yang sering jatuh terjerembab. Kecerobohan, ketidaktahuan, dan banyak lagi sebab
"Jangan hitung-hitung berapa kali kamu jatuh, Â tapi seberapa mampu kau bisa, berdiri lagi menegakkan mimpi-mimpi yang runtuh."
Suaramu dikirim dari Timur, berkesiutan di antara kepak sayap burung, menembus di tengah daun-daun yang gugur. Di bawah matahari, juga saat gemuruh hujan. Perlahan, membuatku tak takut lagi kembali berdiriÂ
Mungkin aku belum bisa berteriak, tapi aku berusaha suaraku tak terdengar sumbangÂ
Cilegon, Agustus 2020Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H