Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak yang Ingin Menari Bersama Angin

3 Agustus 2020   21:12 Diperbarui: 3 Agustus 2020   21:24 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. Foto oleh Taryn Elliott/ Pexels 

Bawa sajakku mengalir lembut menyusuri lembah-lembah, ladang-ladang, sawah-sawah, membawa kesegaran pada tubuh petani, di bawah pohon bernaung, setelah seharian menggarap tanah pada hamparan di kaki gunung 

Berdendang riang dengan perempuan-perempuan yang mencuci di tepi telaga, pada saat pagi masih buta, mandi dari pancuran bambu, sejuknya air menyelusup pada lekuk tubuh, yang dibebat kain panjang sebatas dada 

Ajak juga sajakku mengalun di atas lautan, mengembangkan layar perahu-perahu para nelayan, menembus dingin malam, pulang pagi, ditunggu sang istri menjemput hasil tangkapan 

Atau menghentak-hentak bersama arus deras bawah laut, membentuk gulungan ombak yang sangat tinggi, meliuk-liuk papan selancar, menguji nyali para pemberani 

Dan bernyanyi seirama dengan gerak kupu-kupu, kumbang serta lebah, membantu mempertemukan putik dan benang sari, dengan masa tertentu menjadi buah, bergelantungan ranum pada dahan-dahan, dan dipetik dengan senyum 

Aku juga ingin bersamamu, membuat mata bocah-bocah riang gembira tengadah, karena layang-layang mereka membubung tinggi bersama awan

Tapi adakalanya kau begitu marah, berlari sangat cepat, kadang menjadi puting-beliung, mengangkat atap-atap rumah, menumbangkan pepohonan, mengirimkan kengerian

Atau mengaduk-aduk isi lautan, dengan sangat cepat memporakporandakan pantai dan daratan, dan orang-orang meratap karena banyak kehilangan

Untuk yang ini, aku tak ingin sajakku dibawa serta 

***

Cilegon, Juli 2020. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun