Matahari di atas kepala. Catatan terbakar. Tak peduli siapa atau mengapa
Di perempatan jalan ada amuk. Mata yang gelap. Angan-angan dari rumah selalu remuk
Pengamen cilik dengan bunyi kecrek dari tutup botolÂ
Kota ini siapa yang punya. Siapa yang punya kota iniÂ
Nyanyian penuh debu. Suara yang serak. Memperlihatkan nasib dan keberuntungan dipisahkan dengan lebarnya jarak
Tapi hidup harus terus menggelinding. Dan jalanan menjadi saksi: Siapa yang bertahan siapa yang terbantingÂ
***
Cilegon, Juli 2020Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!