Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Siang di Sebuah Kota yang Seperti Tak Bertuan

29 Juli 2020   13:23 Diperbarui: 29 Juli 2020   13:20 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto oleh Alex Fu/ Pexels 

Matahari di atas kepala. Catatan terbakar. Tak peduli siapa atau mengapa

Di perempatan jalan ada amuk. Mata yang gelap. Angan-angan dari rumah selalu remuk

Pengamen cilik dengan bunyi kecrek dari tutup botol 

Kota ini siapa yang punya. Siapa yang punya kota ini 

Nyanyian penuh debu. Suara yang serak. Memperlihatkan nasib dan keberuntungan dipisahkan dengan lebarnya jarak

Tapi hidup harus terus menggelinding. Dan jalanan menjadi saksi: Siapa yang bertahan siapa yang terbanting 

***

Cilegon, Juli 2020 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun