Aku ingin jatuh cinta sekali lagi, pada sorot matamu, yang hari-hari ini membenam dan menjadi hantu dalam kepalakuÂ
Mungkin aku harus belajar teori-teori berpuisi, menjadikan segala gerak langkahmu bagian dari larik-larik sajak: ada rima, dan segala metafora, juga berbagai bentuk kias, ibarat dan umpama, yang mungkin selama ini sulit terucap dengan kata-kataÂ
Apa sebaiknya kupelajari para pembalap memacu adrenalin, dan sudah berhitung, bagaimana saat mengejar berapa banyak harus menikung, dan bagaimana pula mencapai akhir segala inginÂ
Ah, tidak. Kurasa aku harus belajar kepada petani bunga. Bagaimana ia begitu sabar, memupuk dan menyiram, unsur hara tetap terjaga, hingga cinta terus tumbuh selalu menyala
Sudah kupelajari sepuluh teori cara jatuh cinta, tapi tak satu pun cocok dan mengena. Akhirnya aku menemukan teori yang kesebelas, teoriku sendiri: bahwa teori untuk mencintaimu adalah tak perlu ada teoriÂ
***
Cilegon, Juni 2020Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H