Tersebutlah puisi, makna di sebuah kata, bermukim di balik bukit, rerimbunan perdu, bunga-bunga, pokok-pokok kayu, sungai dari mata air yang jernih, mengalir sepenuh puisi, memecah di bebatuan, sepenuh cinta, cinta seperti kicau burung-burung menyambut pagi, menjemput matahari yang sinarnya menyembul di antara nyanyian, menyusuri lembut di hamparan sabana, bunga-bunga bermekaran warna-warni, lebah yang menghisap nektar, kupu-kupu dengan sayap pelangiÂ
Ada pula kota-kota, berpuisi tanpa majas, pada jalanan dengan aspal yang mengelupas, gedung-gedung berdiri sunyi, tugu-tugu ragu mengucapkan selamat datang, kepada orang-orang yang bertaruh di lapak-lapak kehidupan, Â nantilah dihitung, apakah keluar menjadi pemenang, atau bahan tertawaan sebagai pecundangÂ
Televisi yang jarang menyala, karena berisi orang-orang aneh bersalin rupa
Keramaian yang mati
DemikianlahÂ
***
Cilegon, Juni 2020.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI