Apa yang kau ingat tentang hujan, katamu suatu ketikaÂ
Pertemuan, aku menjawab kala itu. Kita dipertemukan hujan. Tentu kau ingat, tentang Februari yang membuat kita berlari, menghindar dari terpaan hujanÂ
Februari memang bulan yang masih basah. Kita bertukar nama, kemudian bercerita apa saja. Atau sebenarnya, kita saling melepaskan resahÂ
Kau bercerita tentang kucing yang lucu, juga seorang lelaki yang ragu akan rumah tempat berteduh, tempat impian bercumbu, hingga beranak bercucu
Aku hanya diam sebagai pendengarÂ
Aku juga tidak tahu, kenapa kau begitu mudahnya bercerita. Padahal kita belum lama bertegur sapa. "Aku tak ingin kepalaku pecah," Â katamu memberikan alasanÂ
Hujan reda. Kita berpisah begitu sajaÂ
Dan pertemuan perpisahan adalah pengulangan kejadian, dari masa lalu, dan mungkin untuk masa yang akan datangÂ
Seperti halnya Februari. Dia datang lagi, dengan cerita yang baru atau yang sudah pernah terjadi. Kadang terlupakan, atau selintas menggenang dalam ingatanÂ
Tapi yang pasti, Perempuan Februari - aku menyebutmu begitu - kusimpan sorot mata dan senyummu