Bukan ini yang kuinginkan. Cerita tentang rerumpunan mawar, di halaman belakang rumah tua yang ditinggalkan penghuninya. Meninggalkan sunyi dan duriÂ
Ada sebuah pesan ditinggalkan pada secarik kertas buku. Kutinggalkan rumah ini: Lemari kayu jati, baju-baju, juga harum yang ditinggalkan tubuh Ibu; Seperangkat kursi berikan saja pada tetangga. Ada sepatu, topi, sepeda, peninggalan Bapak. Sebaiknya  disimpan saja, untuk mengingatkan kita, ada tumpahan keringat dari ketiga benda itu, mengantar kita ke ujung sekolahÂ
Bersihkan rerumputan di halaman depan, agar orang-orang yang lewat di depannya bisa melihat, bahwa pernah pada suatu masa rumah itu adalah tempat belajar menghidupkan lampu, percakapan-percakapan di ruang keluarga, bagaimana sebaiknya ketika kita mempunyai air mataÂ
Jangan marahi anak-anak, kalau mereka mencuri jambu yang ditanam Bapak. Seperti kamu dihukum gurumu menulis lima halaman buku: "Saya tidak akan mencuri lagi!"Â
Kau mencuri uang temanmu untuk membeli es krim yang tak pernah kau rasakan. Bambu kecil itu sampai pecah karena dihantamkan Bapak ke kakimu
Kita tinggal berdua. Aku tidak ingin bertengkar yang tak perlu. Jangan bersedih. Di rumah ini kita sekeluarga sudah terlalu banyak menumpahkan air mataÂ
Untuk sementara ini jangan mencarikuÂ
- dari kakakmu
Cilegon, Januari 2020Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H