Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Tak Suka Angin Puting Beliung, Juga Pensil Warna Merah

12 Desember 2019   22:40 Diperbarui: 12 Desember 2019   22:37 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com.

Katanya di rumah Nina, kawan TK-ku,  ada angin puting beliung. Apa itu angin puting beliung? aku bertanya. Nina menjelaskan, bahwa itu adalah atap-atap rumah yang berterbangan ke atas, pohon-pohon roboh; juga rumah yang basah karena hujan

Baru kemudian aku tahu, ternyata  Bapak bisa membuat angin puting beliung itu: Meja makan terbalik, piring berlompatan. "Masakan apa ini?" teriak Bapak

Rumah basah. Aku tidak tahu, apa dari sayur yang tumpah, atau dari air mata Emak. "Jangan lakukan ini pada istrimu nanti," Emak memelukku gemetar 

Istri itu apa, Mak? 

***

Paginya aku disuruh menggambar oleh guruku. Aku Menggambar matahari di antara dua gunung lancip 

Aku menggambar matahari yang panas, seperti tubuh bapakku. Aku menggambar garis-garis sinar, seperti rambut bapakku. Aku memulas gambar matahari dengan pensil gambar warna merah, seperti wajah bapakku 

Gambar apa ini, Sayang? tanya guruku. "Angin puting beliung," jawabku 

Guru TK-ku tersenyum 

Tapi sejak itu aku tidak suka angin puting beliung, juga pensil warna merah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun