Itu tanyamu saat pagiÂ
Aku sedang mempersiapkan sebuah perjalanan menuju hati, kupilah-pilah mana kenangan yang membuatmu tertawa mana kenangan yang membuat hatimu terluka, juga taman-taman kota tempat kita pernah menghabiskan senja
Dan pantai
Kita berlarian sambil berpegangan tangan, di atas pasir, sesekali anak ombak menjilati kaki
Kini telah menjelang siang. Kau bertanya, aku ada di mana. Di sebuah terminal, jawabku. Lebih tepatnya terminal pengharapan. Tak ada kebisingan layaknya sebuah terminal, karena sudah ditenggelamkan dengan kesunyian hatiku
Sedang senja aku masih dalam perjalanan. Sebenarnya aku tak ingin bercerita, karena langit sedang temaram, mengiringi detik-detak jarum jam yang terasa muram
Malam tiba, ada bulan sabit di sepotong langitÂ
Kau sudah di mana
Aku tidak ke mana- mana, juga darimu tidak ada tanya. Itu hanya angan-anganku saja, karena aku sedang menimang-nimang sebuah surat undangan darimu, tentang sebuah pesta bahagiaÂ
Dengan sahabatku