Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi, Cerpen, Ini Sekelumit Kisahku

20 Oktober 2019   22:39 Diperbarui: 20 Oktober 2019   22:53 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com 

"Bagaimana kalau naskah-naskah puisi ini dibakar?"

Seorang perempuan bertanya pada suatu pagi. Matanya terlalu lelah setiap hari bersirobok dengan tumpukan kertas-kertas, novel, majalah, juga terselip mimpi-mimpi yang perlahan runtuh dihentak suara mesin tik tua. "Hidup memang indah untuk diabadikan dalam puisi, tapi menjalani hidup tak semudah dan seindah puisi-puisi yang kamu buat."

( Sudah enam bulan puisi-puisi dan cerpenmu tak dimuat di koran ) 

Lupakan untuk menjadi pengarang terkenal. Jadikan hari-hari yang lebih masuk akal. Uang sekolah anak kita tak mungkin ditukar dengan beberapa puisi, bukan? 

Aku tidak menggeleng tidak juga mengangguk. Tapi perempuan itu menyalakan api. Semakin membesar ketika satu kardus buku-buku tenggelam di dalamnya. Kubaca ulang terakhir kali guntingan koran yang memuat cerpenku yang pertama; tertulis namaku sebagai pengarang. Aku gugup menafsirkan hatiku: Bangga atau sedih. Tapi kemudian aku menertawai diriku sendiri 

Sejak itu aku tak lagi menulis puisi, juga cerita-cerita. Matahari dan debu jalanan adalah puisi hari-hariku. Aku begitu letih, dan wajahku lebih cepat menua dibanding usiaku 

Sampai aku bertemu dirimu. "Bisa buatkan puisi untukku? Bapak seperti seorang seniman."

Aku seperti melihat puisi lagi, di kedalaman senyummu 

***

Cilegon, Oktober 2019 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun