Melayari Selat Sunda aku berpikir, ada apa di kegelapan samudra di bawah sana. Ikan-ikan yang mabuk, karena memakan plastik yang kau buang kemarin, atau kapal-kapal yang karam membawa pesan yang tak sampai pada alamat, atau rindu yang tersangkut di karang-karang, yang kau hempaskan saat amuk meradangÂ
Menyisir Merak - Â Bakauheni adalah seperti mengulang baca perjalanan sebuah kerinduan, tentang masa kanak-kanak: nonton Charles Bronson, David Chiang - Â Ti Lung, atau Film India di Bioskop Asoka; main dengan gulungan plastik diikat menyerupai bola, dan tumpukan baju sebagai penanda tiang gawang; mandi di Talang yang kini airnya mengering karena di hulu dibendung untuk keperluan pabrik air kemasan
Dan Pringsewu adalah tempat kelahiran. Kota yang begitu cepat bergerak, atau diriku yang lamban beranjak, atau karena kegenitan dan kecongkakan metropolitan yang tak lagi berjarak                        Â
Di sini, di tanah tempat kanak-kanakku, aku membaca tubuhku begitu asing
***
Pringsewu, Oktober 2019Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H