Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wamena, Entah Bagaimana Aku Membacanya

30 September 2019   22:32 Diperbarui: 30 September 2019   22:37 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com

Jam dinding di ruang keluarga hari ini  tiktoknya telah terhenti, karena anak-anak tak bisa lagi menyanyi dan menari. Bukan sanksi dari bu guru, tapi cinta yang tetiba mengharu biru

Tersebab yang sulit dibaca, begitu saja mata mudah terpercik menjadi bara, hingga sekawanan burung tak tahu lagi jalan ke huma, karena api telah melelehkan peta-peta dan meremukkan kata-kata 

Cinta yang gemeretak, cinta yang retak, cinta yang luluh lantak

Wamena, Wamena                             

Entah bagaimana aku membacanya 

***

Cilegon, 2019 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun