Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membaca Ramalan Cuaca

10 Agustus 2019   23:25 Diperbarui: 10 Agustus 2019   23:29 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com 

Angin mati

Padahal luka belum sempat terkabarkan. Juga janji yang kau ikatkan di kaki merpati, mengajarkan mantra menurunkan hujan, hingga air mata tersamar dari dugaan-dugaan yang tak berdasar. "Buat saja puisi," pernah suatu ketika engkau mengatakan. 

Tapi itu tidak mudah, karena jarum jam telah patah. Kita terpenjara dalam ruang cubicle, menulis angka-angka dalam jumlah yang entah 

"Bisa menurunkan suhu ruangan?" Seingatku neraka di rumah tak turut kubawa. Cuaca memang tak menentu, tetiba bertamu langsung menjadi seteru 

 Laporan BMKG hari ini: Sebaran titik panas makin meningkat 

Di luar orang bergegas. Lampu jalan sudah menerobos kaca. Sesuara, "Besok laporan harus selesai!" 

Seharusnya orang ini kutikam, saat kemarin lampu padam

Cilegon, 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun