Mungkin ini bukan cerita tentang dirimu. Tak apa kalau kau tidak ingin menyimak. Ini juga bukan tentang diriku, tapi aku ingin menceritakannya
Adalah sebuah sungai, beringsut lamban. Tubuh menghitam ditimbuni sarat beban. Segala macam tumpah: dari seonggok ngilu hingga timbunan sumpah serapah. Seseorang membuang sesuatu dari atas jembatan. "Itu mimpi-mimpiku yang retak dan berhamburan pecah."
Ini sungai. Mengiris di dua per tiga kota. Tubuh tambun bergerak sesak, terseok dipaksa menggendong limbah. Menciptakan busa-busa menguar aroma busuk. Belum jelas benar apa ada busa dari kata-kataÂ
Tak apa-apa kalau kau tak menyimak, karena ini memang bukan cerita tentang dirimu
Hanya sebuah sungai. Tapi mendadak ia bisa menjadi alat tukar. Menjanjikan air mata menjadi mimpi                  mimpi menjadi cerita                  cerita menjadi luka-luka               luka-luka menjadi air mata         Â
Coba gubernurnya pilihanku dulu. Dia adalah gubernur kecap nomer satu. "Televisi! Di mana kamera televisi. Kita ganggu terus dia dengan laporan ke polisi!"Â
Heh, bukankah sungai ini melintas dekat istana?Â
Aku akan menceritakannya walau ini bukan cerita tentang dirikuÂ
Memang hanya sebuah sungai. Tapi bila saatnya tetiba hujan tumpah, berlari cepat menyapa ruang-ruang. Membuat runtuh mimpi-mimpi. Dari kejauhan sayup terdengar: kata-kataÂ
Semua televisi menyala
Aku rasa ini cerita tentang kitaÂ
Cilegon, 2019Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H