Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kepada Rindu

7 Juli 2019   06:18 Diperbarui: 7 Juli 2019   06:22 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku punya seribu kata untukmu. Akan kubuat seribu kalimat dengan bahasa-bahasa yang hanya terukir dalam kalbu

Aku punya bahasa-bahasa yang hanya terukir dalam kalbu. Agar hati yang ragu tak menyulut api cemburu, hingga kerlip kunang-kunang kalah cerlang dengan bola matamu 

Aku simpan cerlang bola matamu, agar aku dapat merasakan apa itu yang namanya dada sesak juga berdebar 

Aku nikmati gemuruh dada yang berdebar, juga menyesapi matamu yang berbinar, hingga sesak terbawa dalam impian 

Aku lukiskan impian itu dengan kata-kata, hingga menjadi kalimat-kalimat. Dan kalimat-kalimat itu menjadi bahasa-bahasa yang baru kau dengar hari ini 

Aku punya seribu kata-kata untuk itu 

Cilegon, 2019 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun