Teringatlah tentang pantun lama, dari guru esde muda yang matanya hidup saat bercerita ( aku terpelanting jauh ke belakang, pada suatu masa )Â
Berburu ke padang datarÂ
Dapat rusa belang kaki
Suara guru muda itu bersipongang, melompati ruang dan waktu. Katanya, berjalanlah sampai ke batas, untuk menjaga mata tak mudah menimbang debu di ujung laut lepasÂ
Jangan pula engkau mengira dapat menyimpan gunung tinggi di kepalamu, padahal di negeri lain ada gunung yang lebih tinggi jauh melampaui anganmuÂ
Baca juga pepadian yang merunduk malu, tak sanggup dagunya tegak karena kepalanya penuh bulir sesakÂ
Dan bagaimana bisa kau meminjamkan cermin kepada orang lain, karena cermin setiap saat seharusnya untuk melihat dirimu sendiriÂ
Maka berjalanlah sampai ke batas, karenaÂ
Berguru kepalang ajar
Bagai bunga kembang tak jadiÂ
Suara itu berputar-putar dalam kepalaÂ