Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Prosa Liris | Karena Lelaki Menjadi Durjana, Maka Perempuan Menguasai Senja

21 Juni 2019   06:05 Diperbarui: 21 Juni 2019   06:21 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Demikian cerita dari masa ke masa. Tentang perempuan luka yang melarikan diri dari kecamuk negeri angkara. Terseret pula bara dendam di dalam dada 

Setiap lelaki adalah Durjana. Camkan itu! 

Maka ia mengumpulkan perempuan dari seluruh pelosok negeri. "Kumpulkan air mata kalian. Kita tenggelamkan senja!" 

Dan senja pun menghilang. Batasan waktu berubah. Pagi, siang, dan malam. Tak ada lagi senja 

Ini seperti kiamat kecil. Orang-orang panik memanggil-manggil. Tapi tak satu pun berani tampil. Tak ada juga yang bisa membujuk perempuan itu agar melepaskan senja 

Hanya penyair yang dapat menaklukkan perempuan itu, saran tetua kampung. Mereka sepakat mengutusku, karena di seantero negeri tinggal aku satu-satunya yang masih mau gila menulis puisi 

Selang seminggu senja kembali muncul. Orang-orang bersorak menatap masygul. Mereka bertanya-tanya apa yang kulakukan hingga perempuan penguasa senja itu luluh. Untuk ini ijinkan aku untuk menjadi rahasiaku 

Sedang perempuan itu tetap menanamkan kebencian terhadap lelaki. Tapi kini ada tambahan: Setiap lelaki adalah Durjana. Kecuali penyair! 

Uhg! *) 

Cilegon , 2019 

Catatan. 

*) = Itu bukan suara batuk. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun