Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Negeri yang Tenggelam

25 April 2019   06:34 Diperbarui: 25 April 2019   06:44 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Orang-orang menengadah, membaca monumen buku telah patah

Laut menari hula-hula

Atlantis. Tanah yang membuat sejarahnya sendiri, kini mendaki

Menumpahkan amarah

Sejauh mata memandang Columbus tergenang. Suku-suku Indian berperahu, mengenang saat terusir dari tanah darah tertumpah

Sejarah hanya sebentar dicatat sebentar dikenang, yang lainnya hanya menunggu giliran

Cilegon, 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun