Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seusai Pemilu

19 April 2019   06:30 Diperbarui: 19 April 2019   06:55 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa yang terlihat

Ada sorak kemenangan. Ada tatapan curiga, juga kemarahan yang tertahan

Orang-orang masih berkerumun. Mengelilingi angka-angka, tertegun dan tak percaya, "Siapa yang jadi pemenang?"

Ini bukan Padang Kurusetra. Berdarah-darah antara Pandawa dan Kurawa. Padahal mereka masih bersaudara. Kebencian dan nafsu kuasa memang bisa membutakan

Jangan merasa paling suci. Karena ada Sengkuni pada masing-masing diri

Tapi memang ada sesak pada setiap kehilangan. Esok pagi ketika jendela dibuka, mungkin percikan embun bisa mengobati sedikit luka

Untuk waktu sementara

Cilegon, April 2019

Catatan. Padang Kurusetra adalah medan pertempuran antara Pandawa melawan Kurawa dalam epos Mahabarata. Pandawa diposisikan sebagai protagonis, sedang Kurawa sebagai pihak antagonis. Sengkuni adalah tokoh paling licik yang berada di pihak Kurawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun