Bukan cuma aku yang kehilangan, juga satu dua penumpang, tukang ojek, sopir yang menunggu juragannya, pam parkir, dan beberapa lainnya. Kami kehilangan kopi panasnya, dan sosoknya yang ikal, kurus menjulang. Seandainya emak hidup pada susunan nasib yang berbeda, kukira model-model catwalk akan datang dan belajar darinya, bagaimana menjadi kurus tanpa harus mengidap anoreksia nervosa.
Hari ini emak tak ada.
Dan aku, yang selalu tergesa melintasi selasar, serta mereka, yang menghabiskan hari-harinya di Gambir, pagi ini kehilangan juru damai. Si emak juru damai yang selalu mengangsurkan padamu kopi mengepul dalam gelas plastik, dengan senyuman hangat yang selalu ikhlas. Ya ya.., senyum orang miskin selalu ikhlas. Yang tidak pernah ikhlas adalah senyuman orang-orang miskin yang merasa dirinya kaya.
gambir-monas-merdekabarat,29maret21012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H