Mohon tunggu...
mardian wibowo
mardian wibowo Mohon Tunggu... -

pegawai negeri sipil di jakarta, dengan satu istri dan satu balita..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masa Depan dalam Segelas Kopi (4): Hilang

3 Oktober 2016   13:14 Diperbarui: 3 Oktober 2016   15:19 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bukan cuma aku yang kehilangan, juga satu dua penumpang, tukang ojek, sopir yang menunggu juragannya, pam parkir, dan beberapa lainnya. Kami kehilangan kopi panasnya, dan sosoknya yang ikal, kurus menjulang. Seandainya emak hidup pada susunan nasib yang berbeda, kukira model-model catwalk akan datang dan belajar darinya, bagaimana menjadi kurus tanpa harus mengidap anoreksia nervosa.

Hari ini emak tak ada.

Dan aku, yang selalu tergesa melintasi selasar, serta mereka, yang menghabiskan hari-harinya di Gambir, pagi ini kehilangan juru damai. Si emak juru damai yang selalu mengangsurkan padamu kopi mengepul dalam gelas plastik, dengan senyuman hangat yang selalu ikhlas. Ya ya.., senyum orang miskin selalu ikhlas. Yang tidak pernah ikhlas adalah senyuman orang-orang miskin yang merasa dirinya kaya.

gambir-monas-merdekabarat,29maret21012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun