Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Wonder Woman, Feminisme, Rasisme dan Lie Detector

10 Juni 2017   02:20 Diperbarui: 10 Juni 2017   15:31 2774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.dccomics.com

Film Wonder Woman yang dirilis tanggal 31 Mei 2017 di Indonesia (enam hari setelah premiere di Amerika Serikat) berhasil memikat para penggemar film nyaris di seluruh dunia. Di sini penulis tidak bermaksud mengulas film tersebut, tapi lebih kepada kehebohan dan latar belakang tokoh pahlawan wanita super fantasi tersebut.

Siapakah Wonder Woman?

Wonder Woman adalah seorang superhero fiksi di buku komik Amerika terbitan DC Comics. Merupakan salah satu pendiri Justice League, keturunan dewi, duta besar bangsa Amazon. Di tanah kelahirannya, ia adalah Diana, Putri Kerajaan Themyscira, Anak dari Ratu Hippolyta.

Pemunculan pertamanya pada tahun 1941 dalam All Star Comic #8, ia merupakan rekaan William Moulton Marston (nama pena: Charles Moulton), seorang psikolog dengan gelar Ph.D. Dari Harvard University. Menurut Moulton, ia menciptakan Wonder Woman untuk mengimbangi maskulinitas dalam industri komik yang didominasi pria-pria macho, seperti Superman dan Batman. Seorang superhero wanita yang menggunakan cinta dan kekuatan untuk menaklukkan kejahatan. Dalam versi komik, kaum Amazon dianugerahkan kekuatan oleh dewa-dewa Yunani, khususnya Aphrodite yang menciptakan Amazon. Sejak pemunculan pertama, asal-usul Diana beragam: sebagai ciptaan dewa-dewa Olimpus, kemudian sebagai putri Hades dan Hyppolyta, dan saat semesta DC di-reboot dalam seri New 52, ia menjadi putri biologis Zeus dan Hyppolyta sebagaimana di dalam film.

Ilustrasi: www.dccomics.com
Ilustrasi: www.dccomics.com
Heboh rasisme yang menyusul suksesnya film Wonder Woman

Ada dua peristiwa lucu sekaligus miris terkait dengan peluncuran film Wonder Woman. Yang pertama adalah dilarangnya film tersebut beredar di Lebanon, di tarik dari festival film Sunday’s Nuits du Cinéma di Aljazair dan ditangguhkan pemutarannya di Tunisia sehubungan dengan kewarganegaraan pemeran utama Gal Gadot yang merupakan aktris asal Israel. Gal Gadot pernah bertugas di IDF (Israel Defence Force). Penulis belum mengecek apakah negara-negara tersebut juga pernah melarang film lain yang diperankan oleh aktor/aktris Yahudi. Jika demikan, alangkah kasihan penggemar Star Wars di negara-negara tersebut yang tak bisa menonton Natalie Portman.

Yang kedua adalah kanal berita Fox News menganggap film tersebut ‘kurang Amerika’.

Hal itu (lagi-lagi) dikaitkan dengan bintang utama yang berasal dari ‘luar negeri’,Diana yang merupakan warga Amazon, dan juga kostumnya yang didominasi warna merah, emas, dan biru; bukan merah, putih dan biru sebagaimana warna bendera Amerika Serikat.

Mungkin mereka lupa, Superman merupakan pendatang haram dari planet Krypton. Ha ha ha.

Lasso Wonder Woman dan Detektor Kebohongan

Salah satu senjata andalan pahlawan wanita kita ini adalah lasso yang membuat orang yang terjerat olehnya akan berkata jujur tanpa mampu berbohong sepatah katapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun