Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Komunitas dan Gelombang Ketiga

24 Juli 2016   09:08 Diperbarui: 25 Juli 2016   01:41 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: veganamerica.wordpress.com

Salah satu ciri-ciri manusia dunia gelombang ketiga menurut Alvin Toffler dalam bukunya Third Wave adalah: manusia gelombang ketiga bergabung dengan lebih dari satu komunitas yang berbeda.

Yang dimaksud dengan ‘berbeda’ di sini bukan seperti Jalil warga RT 5 RW 3 Desa Cinta yang menjadi anggota Rukun Tani, pengurus KUD dan juga takmir masjid Nurul Habibie Kelurahan Cinta di mana anggotanya itu-itu saja.

Contoh yang lebih tepat adalah si Tagar SH, MH yang seorang pengacara kondang. Selain terdaftar sebagai anggota ILC, ia juga menjadi caleg Partai Bersatu Perjuangan Baru Sejahtera. Ia merupakan pengurus Penggemar Motor Listrik Cilik yang anggotanya ada dokter, bankir, montir, remaja yang baru tamat SMA, dan lain-lain. Ia juga aktif di Klub Pemilik Kuda Jingkrak Rakitan Impor, dan karena itu kenal dekat dengan penyanyi dangdut Hindun Goyang 8,7 SR, yang bergabung menjadi anggota berkat Kuda Jingkrak oranye pemberian seorang pialang proyek Senayan.

Irisan diagram Venn himpunan anggota komunitas-komunitas tersebut sedikit, bahkan mungkin ada yang tak bersinggungan sama sekali. Bahkan seseorang dapat menjadi anggota komunitas yang ‘berseberangan’ secara ‘ideologi, visi dan misi’ tanpa harus merasa risih sama sekali. Misalnya, menjadi anggota komunitas penggemar komik DC dan Marvel, Star Trek dan Star Wars, atau Es Teh Manis dan Kopi Kental Panas.

Komunitas ada yang bersifat terbuka, selama satu selera silakan bergabung selamanya. Biasanya ini komunitas penggemar. Ada yang setengah terbuka dengan batasan tertentu. Ikatan alumni, ikatan perantau asal daerah, misalnya. Ada yang tertutup hanya menerima anggota berdasarkan rekomendasi, umumnya asosiasi profesi. Ada juga komunitas rahasia. Namanya juga rahasia, bisa kelompok anak alay atau segelintir pemain catur yang memperbidak penjabat-pejabat negara.

Berdasarkan demografi, komunitas bisa bersifat lokal, nasional, regional, global atau campuran. Paguyuban Warga Sunda di Bandung bersifat lokal-lokal. Persatuan Pedagang Arloji asal Pariaman se Indonesia, lokal-nasional. Ikatan Penggemar Pecel Lele Indonesia cabang Jawa Barat sifatnya nasional-lokal, Keluarga Mahasiswa Indonesia se ASEAN: lokal-nasional-regional, dan seterusnya.

Seseorang bisa mempunyai ‘jenjang karir’ dalam berkomunitas. Misalnya Si Asep saat kuliah S-1 anggota Naungan Warga Sunda Surabaya. Ketika menjadi pegawai negeri di Samarinda ia bergabung dengan Paguyuban Warga Sunda Kalimantan Timur. Mengambil S-2 di Leiden, jadi pengurus Paguyuban Warga Sunda Netherland. Kembali ke Indonesia dan ditarik oleh menteri menjadi dirjen, menjadi Penasehat Paguyuban Warga Sunda se Indonesia.

Penulis sendiri sebelum mengenal Alvin Toffler, tanpa sadar sudah tergolong sebagai manusia gelombang ketiga. Tanpa perlu menyebutkan berapa banyak komunitas yang menampung Penulis, komunitas level nasional pertama dan paling tua yang penulis ikuti adalah Indo Star Trek yang merupakan perkumpulan penggemar waralaba fiksi ilmiah ciptaan Gene Rodenberry. Penulis bergabung sejak sistem komunikasi yang digunakan masih berupa milis, belum ada facebook. Apalagi twitter, WA, dan lain sebagainya. Sampai detik ini Penulis masih merupakan anggota (meski jarang aktif) dengan ‘pangkat’ (rank) admiral.

Bergabung dengan beberapa komunitas penulis dan penikmat sastra belum sampai setahun. Ada yang hanya menjadi ‘anggota tidur’, ada yang partisipasi ‘kadang-kadang’, dan satu aktif sebagai admin cabutan.

Apa keuntungan bergabung dengan komunitas?

Banyak! Di antaranya menambah pergaulan dan silaturahim, memperluas jaringan, bertukar informasi, meningkatkan profesionalitas, dan lain-lain. Tapi jangan tujuannya hanya untuk berkenalan dengan Hindun Goyang 8,7 SR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun