Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Burung Hantu Serak Jawa dan Aku

14 Desember 2024   20:09 Diperbarui: 14 Desember 2024   20:09 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Suatu malam, sewaktu aku berbaring di tempat tidur membaca buku baru yang kubeli hari itu, tiba-tiba aku mendengar suara melengking yang memecah keheningan menusuk telinga.

Aku duduk, jantungku berdebar kencang karena suntikan adrenalin, melihat ke luar jendela. Aku tidak melihat apa pun, tetapi tahu itu datang dari luar, aku kembali meletakkan kepalaku di bantal.

Tetapi suara melengking itu terus berlanjut, tidak peduli seberapa keras aku mencoba membaca buku.

Akhirnya, setelah sekitar satu jam mendengarkan suara mengerikan itu, aku mengenakan mantel dan sandal, menuruni tangga, dan keluar ke malam yang dingin.

Rumput yang tertutup embun berderak di bawah kakiku yang memakai sandal karet ketika aku melangkah menuju barisan pepohonan, tempat yang kutahu suara itu berasal.

Cahaya terang bulan purnama menuntunku. Lenganku disilangkan saat aku melihat uap napasku mengepul di udara yang dingin dan bersih. Senang aku mengenakan mantelku, tetapi berharap aku juga memakai sarung tangan.

Suara melengking itu kembali terdengar, menusuk telinga. Aku meringis dan mengertakkan gigiku, tetapi terus berjalan. Aku harus mencari sumbernya.

Kemudian aku menemukannya.

Seekor burung hantu serak jawa terjerat sesuatu, mengepakkan sayapnya dan menjerit, mencoba melarikan diri namun gagal.

Aku terdiam sejenak. Apa yang harus kulakukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun