Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Sasaran Kematian

5 Desember 2024   23:23 Diperbarui: 5 Desember 2024   23:28 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Syafri tahu hidupnya telah berakhir begitu aku menepuk bahunya.

"Ada yang ingin kukatakan padamu."

"Kenapa aku? Kenapa sekarang? Aku sudah menulis semua suratku, mengirim semua suratku, menyampaikan semua doa."

"Bukan aku yang menentukan. Aku hanya pembawa pesan."

Syafri tewas dalam serangan berikutnya, tentu saja. Kami berduka atas kematiannya seperti yang kami lakukan pada yang lain dalam perang yang tak berkesudahan ini.

Penerawangan itu dimulai saat aku ditempatkan di Kompi ke-19. Awalnya, aku tidak mempercayainya. Namun, penerawangan itu begitu jelas. Dan begitu spesifik. Pada penerawangan keempat, aku tahu penglihatan itu nyata. Sebuah pesan dari Tuhan.

Awalnya, aku mencoba menjaga Sasaran. Sepatah kata kepada komandan, mengobrol dengan rekan-rekan mereka, bahkan sekali aku berbicara langsung kepada mereka, memperingatkan mereka untuk menjaga diri mereka sendiri. Namun, tidak ada yang berubah.

Aku ada di sana saat pemakaman, menyampaikan khotbah yang sama, melantunkan doa yang sama, menulis surat yang sama kepada keluarga mereka, berharap bisa berbuat lebih banyak.

Suatu kali aku dipindahkan ke unit Sasaran untuk penyerangan. Namun, dia mendorongku ketika musuh mendekat dan menerima serangan itu dengan tubuhnya sendiri. Saat itulah aku menyadari bahwa semua yang aku lakukan adalah menentang keinginan Tuhan. Dia memberiku penerawangan ini karena suatu alasan.

Aku harus mempersiapkan Sasaran untuk kematian, bukan mencoba mencegahnya. Tuhan memberiku waktu untuk melakukan pekerjaanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun