Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bagaimana Adikku Menjadi Vegan

2 Desember 2024   15:15 Diperbarui: 2 Desember 2024   15:19 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Bagaimana Adikku Menjadi Vegan

Ayah menyewa sebidang tanah untuk menanam sayur-sayuran, buah-buahan tanaman perdu, bahkan tembakau untuk pipa rokoknya. Dia segera menyadari bahwa musuh utamanya dalam usaha ini bukanlah hujan atau kekeringan, melainkan siput.

Setelah serangan pertama, dia menaruh pelet siput, tetapi makhluk-makhluk itu pasti sudah kebal. Keesokan paginya, siput-siput masih di sana. Sedikit lemah, bukan berarti selamanya, tetapi mulai pulih. Setelah itu, Ayah mempekerjakan aku dan adik laki-lakiku sebagai pengumpul siput.

Kami merangkak menyusuri barisan kubis dan selada dengan stoples berisi air garam, mengumpulkan makhluk-makhluk yang hampir mati. Dibunuh untuk kedua kalinya, mereka akhirnya tetap mati.

Ayah memberi kami upah seratus per siput. Mungkin kami sedikit melebih-lebihkan hitungan kami. Ayah tidak akan menghitung bangkai-bangkai itu.

Adikku anak yang pendiam, yang suka berpikir mendalam. Overthinking.

Melihat Ibu menyiapkan ayam untuk makan siang di hari Minggu, dia bertanya,

"Apakah ayam itu mati? Seperti siput?"

Jawabannya jelas. Tak seorang pun menjawab.

"Aku tak suka makhluk hidup yang mati," katanya. "Aku hanya akan makan sayur-sayuran."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun