"Berkembang biak demi keberuntungan?"
"Berkembang biak demi keberuntungan."
"Mengapa itu terdengar tidak asing?"
"Seorang penulis fiksi ilmiah abad ke-21 yang terkenal pernah berhipotesis-"
"Oke, oke, sekarang saya ingat. Mahiwal Linukh. Saya sudah membaca seluruh serinya," sambil melambaikan tangannya ke udara, "Ditambah sebagian besar karyanya yang lain, orang yang benar-benar brilian."
Kemudian wajah presiden yang sudah tua itu kembali serius, "Tetapi kamu benar-benar sudah melakukannya?"
Staf ahli Sains dan Teknologi itu seperti anak sekolah yang sedang meluapkan rahasia yang tidak mengenakkan, "Lebih baik lagi kalau saya perlihatkan langsung, Pak."
***
Keduanya berjalan santai di koridor panjang. Pria yang lebih muda memberi pengarahan kepada Presiden.
"Pak Presiden, keluarga kita sudah bersama lebih dari seabad," ia mengacungkan jari telunjuknya yang penuh arti seperti tanda seru., "Kakek buyut saya memulai eksperimen ini dengan paman buyut Bapak sendiri, Hakim Mahkamah  Undang-Undang Ilmu Pengetahuan, Waran Samun."