Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negara Aneh

9 November 2024   11:11 Diperbarui: 9 November 2024   11:48 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Warastan adalah negara yang aneh. Semuanya baik-baik saja dan mudah diatur. Kamu tidak akan terlalu marah di sana. Kamu tidak akan terlalu sedih. Begitulah adanya.

Setiap hari kamu bangun, mengangkat bahu dan berkata, "semuanya begitu-begitu saja." Baru setelah Tuhan memutuskanku untuk menjadi ekspatriat yang waras. Aku pergi untuk tinggal di Tepi Kiri Gilasia.

Si nenek penyihir tua meninggalkanku dengan enam anak kami lebih dari setahun yang lalu.

"Aku menemukan pria yang tampan," katanya mengejekku caranya yang kurang ajar.

Bagaimana aku bisa membesarkan enam anak? Yang tertua berusia sepuluh tahun dan sangat keibuan. Dia memberi makan dan memandikan para bajingan sementara aku bekerja.

Aku adalah seorang tukang cat rumah. Musim hujan sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan di seluruh kota untuk mengecat kerusakan warna dinding akibat cuaca. Satu rumah tempatku bekerja adalah pendeta di gereja Ilmu Semesta setempat. Pendeta itu menjelajahi halaman belakangnya dan mengulurkan tangannya ke surga.

"Ya Tuhan. Tolong aku." Dia mengatakannya berulang-ulang lalu berbalik dan menatapku dengan senyum yang indah.

Aku pulang dan berjalan di lorong rumahku. "Tolong aku, Tuhan. Tolong aku," kataku.

"Pak, apa yang Bapak lakukan?" tanya si sulung.

"Tutup mulutmu dan suruh anak-anak itu diam."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun