Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rakyat Bersenjata

8 November 2024   18:18 Diperbarui: 8 November 2024   16:40 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul halim

Menjelang tahun 2075, populasi manusia menyusut. Bukan disebabkan oleh penyakit atau kelaparan. Bukan disebabkan oleh menurunnya angka kelahiran atau faktor lingkungan. Hal ini disebabkan oleh kekerasan.

Pada awal Tahun 2025, semua manusia di Bumi terlibat perang. Perang berlangsung selama empat generasi. Kekerasan merajalela di masyarakat. Kalau kamu tidak tewas dalam perang, kamu mungkin tewas karena peluru saat berjalan ke pasar. Untuk memerangi kekerasan, pemerintah membayar agar rakyat dijadikan senjata.

Lengan kiriku menembakkan sinar laser dan lengan kananku adalah senapan otomatis yang dapat menembakkan tiga puluh peluru. Jari kaki kiri dan kananku pisau. Kuku jari jarum beracun. Aku merasa aman dengan semua senjata yang ada pada tubuhku.

Aku adalah guru kelas satu SD. Aku mengajarkan dasar-dasar bahasa kepada siswa sehingga mereka dapat membaca maklumat militer di masa mendatang. Hanya itu yang harus kuajarkan. Mereka akan belajar tentang senjata dan persenjataan saat SMA.

Pagi ini seorang anak laki-laki bernama Syauki menarik ekor kuda gadis yang duduk di depannya. Gadis itu menyuruhnya berhenti. Dia tidak berhenti. Lalu aku menyuruhnya berhenti.

Syauki tertawa.

"Diam, dasar brengsek," katanya kepadaku.

Aku tidak suka dipanggil brengsek. Aku dipanggil brengsek dalam perang. Brengsek dikirim ke medan perang terlebih dahulu. Kami tidak diharapkan untuk bertahan hidup.

Aku beruntung.

"Syauki. Aku akan mengirimmu ke tahanan." Aku mencoba untuk terlihat mengancam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun