Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penebang Kayu Rimba

6 November 2024   09:09 Diperbarui: 6 November 2024   09:15 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: Ikhwanul Halim

sebelum gergaji mesin dan mesin modern lain
mengubah cara kerja
kakek buyut mengangkat kapak
menarik sayap logam gergaji dua orang,
memindahkan kayu
dipotong perlahan dengan tangan
menyusuri arus Sungai Singkil
deras dingin bagaikan es.
perkampungan penebang berada di tanahnya
pertanian di Aceh Selatan
tempat ayah membawaku.
kami menghentikan mobil yang lewat
mengintip ke atas pohon yang menjulang
di puncak bukit barisan
rumah tidak lagi terlihat dari jalan
mungkin sekarang reruntuhan.
kakek buyut masih muda
di tahun-tahun sebelum Perang
bahasa Kade-Kade adalah satu-satunya
bahasa yang ia kuasai,
meskipun pohon-pohon
sebelum ditebang mungkin telah mendengar
bahasa Melayu, Jawa,
Belanda, Jepang, Pakpak, Aceh
dari orang-orang yang bekerja dengannya
memindahkan kayu rimba.
satu-satunya gambaran
yang kumiliki tentangnya,
dia mungkin masih remaja,
tetapi tetap saja jelas telah dewasa,
seorang dewasa.
tak mirip pekerja rimba,
mungkin dagang atau bankir selesa
santai di kursinya
pakaian bagus kaki disilang bersandar,
entah berapa banyak pohon
yang jauhnya dari pohon
yang akan membuatnya terpampang jelas
dalam beberapa baris tulisan singkat
di harian Waspada Analisa
berita kematiannya
tubuhnya memendek,
pekerja mengangkatnya dengan lembut
dari tanah yang masih bergetar.

Cikarang, 16 November 2024

 Note: Terima kasih kepada Panitia Kompasianival 2024 yang telah memberikan voucher Kompasiana Premium 3 Bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun