Tidak seorang pun dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Beri waktu, kata mereka. Hanya waktu yang dapat menjawab.
Bisakah? Atau tidak?
Tidak ada jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan itu juga.
Abaikan saja apa pun yang tidak menarik bagimu, kata mereka.
Mudah untuk mengatakankalau seseorang itu memiliki kepribadian yang mampu mengabaikan apa pun yang mengganggu.
Dia iri pada orang-orang yang bisa, setidaknya dalam satu hal. Tetapi kemudian dia bertanya-tanya tentang kemampuan itu pada orang lain dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi mereka dengan cara lain, cara mereka sendiri merancang atau cara persepsi dalam spektrum yang lebih luas.
Apakah dia menjadi filosofis atau sekadar bereaksi terhadap rangsangan lingkungan?
Dan kini dia kembali ke titik awal.
Semua itu adalah reaksi terhadap rangsangan lingkungan.
Penghinaannya, kebenciannya, perjuangannya yang terus-menerus untuk mempertahankan keseimbangannya dalam menghadapi masyarakat yang ia lihat runtuh di depan matanya.