Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Denyut

4 November 2024   07:07 Diperbarui: 4 November 2024   07:52 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Rey mengatakan Mitsubishi Gallant lamanya adalah milikku kalau aku bisa menyalakannya. Berkata, Semoga berhasil, sambil menyerahkan kabel-kabelnya.

Kami berpacaran selama tiga tahun. Putus minggu lalu, setelah sebuah pesta. Polisi menemukannya tanpa busana bernyanyi keras di atas gedung department store yang lama. Saat itu aku sudah muak. Temanku Radian mengantarku ke rumahnya sehingga aku bisa menggunakan baterainya untuk menyalakannya.

Ada semangkuk adonan roti mengembang dan seluruh tempat itu berbau ragi. Rey sedang mengiris jamur setipis kelopak bunga dengan pisau pengupas. Dia selalu terlihat paling menarik saat sedang memasak. Anjing pit bull miliknya, Owick, berjalan terseok-seok, menabrak sesuatu. Dia menjatuhkan diri di tengah lantai dapur.

Radian berkata, "Hal yang baik untuk dilakukan adalah menurunkan hewan ini." Dia berlutut dan meletakkan tangannya di perut Owick. "Ususnya membesar."

Rey menyeka tangannya dengan handuk kecil. “Jadi mobil itu mungkin perlu ban baru. Klaksonnya tidak berfungsi. Pintu penumpang hanya bisa dibuka dari luar.”

Aku menghabiskan uang terakhirku untuk membebaskannya dari tahanan. Aku pernah beberapa kali naik mobil itu. Aku tahu mobil itu jelek, tetapi mobil itu untuk pembayaran utangnya.

Radian berdiri, menatap Rey, “Kau tidak begitu menyukaiku, ya?”

“Kau mencuri pacarku,” katanya.

Mobil Rey diparkir di atas rumput. Radian membelokkan mobilnya melewati trotoar dan memarkirnya di sampingnya.

Aku membiarkannya memasang kabel dan masuk ke Gallant punya Rey. Dia menyalakan mobilnya. Aku menunggu sebentar, lalu memutar kunci. Klik, klik, klik. Saya menatapnya, mengangkat bahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun