Yang mereka sebut seni adalah memadukan omong kosong dengan warna. Dinding eksterior dan bak sampah daur ulang di jalan menjadi galeri grafis.
"Oh, ya? Kita lihat bagaimana kalau Bapak yang bikin," tuntut mereka.
"Merusak properti publik adalah tindakan kriminal," jawabku.
Ketika sebuah truk sampah datang, rasa frustrasi pengemudi karena tidak dapat melakukan tugasnya sebagai kolektor sampah ditujukan kantor  kepala sekolah. Para seniman yang membuat pengakuan di media sosial diskors dari kelas dan diperintahkan untuk membersihkan karya mereka.
"Apakah kamu ikut serta dalam grafiti itu?" tanya Kepala Sekolah.
"Tidak, saya hanya melihat," jawabku, berhati-hati untuk tidak mengungkapkan bahwa mereka meminta saran artistik dariku dan aku dengan senang hati memberinya.
Cikarang, 3 November 2024
Note: Terima kasih kepada Panitia Kompasianival 2024 yang telah memberikan voucher Kompasiana Premium 3 Bulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H