Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jalan Setapak Melintasi Hutan

21 September 2024   16:16 Diperbarui: 21 September 2024   16:17 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Hamparan pohon membentang.

Dia terus berjalan. Naik turun. Tempat dia harus turun dan naik lagi. Naik dan turun. Dia terus berjalaan. Awan mulai menutupi puncak-puncak gunung.

Tiba di kaki gunung, pepohonan saling berdekatan. Saat menyeberang jembatan, dia melihat seekor ikan sungai  sendirian, diam, menantang arus. Selama dia melihat, ikan itu hanya diam di sana.

Sungai berkelok-kelok, lintasan di sisinya.

Hujan turun.

Lintasan itu menyimpang dari sungai. Kemiringan  semakin curam, tudung hutan lebih tebal.

Jauh di dalam semak-semak, tudung hutan menutupi langit seperti payung usang. Air merembes masuk, membuat dia dan tanah basah kuyup. Sepatu botnya mulai menempel di lumpur.

Awan bagai kabut merayap di bawah dahan-dahan. Dia hanya bisa melihat beberapa meter ke depan. Pepohonan keluar masuk dari selimut mega.

Kata-kata di atas kertas.

Datang dan pergi. Muncul kembali. Hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun