Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pasangan

17 September 2024   17:47 Diperbarui: 17 September 2024   17:50 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu mengintervensi ruangku, katanya pagi ini. Menumpahkan kopi di selimut saat dia berbalik dan suaranya bertambah keras.

Tidak ada yang canggung sebelumnya dalam hubungan suami istri. Tidak ada kata-kata pedas, hanya dua jiwa yang lelah. Masing-masing terbangun oleh pemutaran ulang mimpi sedih kami sendiri.

Setelah tiga puluh tahun menikah, aku menahan diri untuk mengatakan bahwa aku tidak yakin apakah akan meraih kamusnya atau koperku.

Aku berjanji, bukan untuk pertama kalinya, untuk menghentikan penyebaran barang-barangku di sekitar rumah.

Tidak ada habisnya, mempengaruhi kita semua, lanjutnya.

Kekacauan memungkinkan penemuan yang mengasyikkan, gumamku.

Kamu mungkin berpikir aku percaya pada hubungan yang kacau, tetapi tidak.

Memberi dan menerima, kompromi, kompromi tanpa akhir, kataku.

Berikan aku rumah, dan aku akan menggunakan semuanya. Berikan dia tempat tidur, dan selimutnya akan segera menyentuh lantai di sisinya. Akses bersama tanpa batas ke dompet dan tas, kunci, ponsel, dan banyak lagi. Aku tidak lagi terganggu oleh musik Nora Jones-nya atau oleh caranya memegang garpu.

Setiap malam tubuh kami yang kelelahan berbaring untuk tidur di atas seprei putih tak berdarah, jarang sekali menjadi medan perang birahi seperti dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun