Di sekeliling botol itu ada sebuah label catatan.
Minumlah aku, katanya.
Sama seperti Alice, kecuali cairan oranye pupus itu tidak akan mengecilkannya. Tidak akan membuatnya lebih besar. Tidak akan membunuhnya. Tidak akan membuatnya tertidur. Tidak akan membuatnya berhalusinasi.
Dia bisa mendapatkan ramuan dan racun yang bisa melakukan hal itu. Yang perlu dia lakukan hanyalah menelepon Trawang dan memintanya untuk menggunakan sentuhan ajaibnya di laboratorium.
Dia melepaskan sumbat dari botolnya. Terlalu rumit untuk sesuatu yang diproduksi oleh perusahaan farmasi. Meski hanya terbuat dari aluminium, tetapi konon mereka telah membayar seseorang untuk mengukir logonya dengan tangan. Dengan peralatan yang sudah ketinggalan zaman.
Dia sangat meragukan hal itu. Lebih masuk akal bahwa itu adalah hasil karya robot android, dan jika Anda bertanya padanya, dia akan berpendapat bahwa robot android bukanlah manusia.
Jika dia melakukan pemeriksaan lebih dekat, dia akan menyadari bahwa kurva dan spiral terdiri dari huruf-huruf kecil. Lingkaran tanpa akhir yang bertuliskan 'Jangan lupakan aku'.
Saat dia mengangkat botol ke mulutnya dia bertanya-tanya apakah dia bisa mengingat kisah Alice, gadis yang menghilang ke Negeri Ajaib melalui lubang kelinci, tapi dia pikir dia tidak akan bisa mengingatnya.
Dia akan memiliki identitas baru di sampingnya, di tempat tidur hotel melati yang keras dan sebuah surat yang memberitahukan siapa dia nantinya. Dia tidak akan mengingat dirinya sendiri. Dia tidak akan mengingat Trawang. Dia tidak akan mengingat wajah perempuan yang membesarkannya, pendapatnya tentang robot android, atau nama cinta pertamanya.
Dia tidak akan mengingat momen ini atau momen apa pun sebelumnya, setelah dia meminum cairan oranye pupus.