Aku tidak menyembunyikan keinginan rahasia untuk mengubahnya. Ayah punya kehidupan sendiri, dan aku punya hidupku. Kami bukanlah orang-orang yang sentimental.
Aku kira itu sebabnya secarik kertas yang jatuh itu mengejutkanku. Saat aku tegak setelah memungutnya, aku seperti bisa melihat sinar matahari menerawang menembusnya seperti jendela.
Itu mungkin tulisan tangan Ayah, rasa keakraban yang tak kuduga. Goresan pensil tipis dengan tulisan miring, begitu rentan sehingga aku hampir memalingkan muka. Sembilan kata. Hanya itu.
Daftar belanjaan.
Daftar belanjaan untuk lelaki yang tidak kukenal.
Konyolnya, aku bisa mendengar samar-samar bunyi tetesan air mataku di lantai linoleum yang memercik.
bawang merah
sarden
oralit
sabun cuci piring
kacang hijau?