Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Langkah Pertama

17 Januari 2024   10:46 Diperbarui: 17 Januari 2024   10:50 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari tumpukan lumpur aku melihat tupai berlari. Saat itu senja, banjir terparah akhirnya surut berlalu, dan tupai itu berlari melintasi jalan setapak yang mulus dan rata, berwarna cokelat kehitaman---lalu dia melesat ke kali kecil yang berarus deras. Dia tidak ragu-ragu. Dia tidak takut.

Dari kejauhan, aku membenamkan hidungku ke dalam syal yang agak berjamur. Baunya seperti laci lemari tempat menyimpan kaos kaki. Bagian terdalam dari lemari. Sungguh terburu-buru untuk berdiri di sini dan menyaksikan tupai melompati cabang-cabang kayu yang hanyut, tidak menyadari risiko atau tidak takut, mengejar harapan akan makanan lebih baik, lebih sedikit pemangsa, dan sarang yang lebih hangat.

Bulir girimis berkilauan di bawah cahaya lampu. Tupai itu hampir sampai ke pinggir kali. Aku menjadi mendukungnya. Aku ingin dia berhasil.

Dan dia berhasil. Hanya itu yang kupikirkan sejak saat itu, bagaimana cabang kayu tidak patah karena lapuk, bagaimana tupai berlari ke tepian seberang. Bulu abu-abunya menghilang di atas bukit kecil.

Kini aku berjalan ke kali setiap hari, mencarinya. Menjelajahi sisi kali untuk mencari jejaknya.

Aku berdiri di tepian kali yang berlumpur dan menunggu, sangat ingin menyaksikan pertunjukan berlari yang menakjubkan.

Aku ingin mempunyai keberanian seperti itu.

Cikarang, 17 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun