Belakangan, dalam mimpi itu, ketika bus wisata hendak berangkat aku tidak dapat menemukan kamar hotelku dan belum berkemas, aku menjadi sadar bahwa aku sedang bermimpi.
Tahu bahwa aku sekarang sangat berkuasa dan tidak perlu lagi menyibukkan diri dengan hal-hal seperti itu, aku berpikir untuk terbang.
Tiba-tiba aku melayang, melihat ke bawah padang tundra yang luas dari ketinggian, menyilaukan di bawah sinar matahari, dan lembah hijau dengan kanopi dedaunan hutan rimba tropis yang eksotis. Aku bisa mencium dan merasakan bau udara yang mengalir deras, lebih segar dari yang pernah kuingat.
Kemudian aku merasakan kesadaranku kembali dan mimpi itu berakhir.Â
Aku mendapati diriku sedang duduk di tempat tidur.
Ruangan itu diterangi oleh cahaya lembut dan aku melihat penyedot debu di kaki tempat tidur, dikelilingi oleh cahaya merah. Mengetahui bahwa dalam kehidupan nyata benda itu disimpan di gudang, aku merasa panik. Kemudian, perlahan  aku merasakan tubuhku turun ke kasur hingga aku kembali telentang.
Berbaring di sana, menantikan terbangun dari mimpi terakhir, lambat laun sadar bahwa aku sudah bangun.Â
Karena ingin sekali menceritakan pengalaman itu, aku mengguncang-guncang bahu istriku.
Cikarang, 11 Januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H