Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengalaman Pribadi

11 Januari 2024   15:49 Diperbarui: 11 Januari 2024   16:02 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Belakangan, dalam mimpi itu, ketika bus wisata hendak berangkat aku tidak dapat menemukan kamar hotelku dan belum berkemas, aku menjadi sadar bahwa aku sedang bermimpi.

Tahu bahwa aku sekarang sangat berkuasa dan tidak perlu lagi menyibukkan diri dengan hal-hal seperti itu, aku berpikir untuk terbang.

Tiba-tiba aku melayang, melihat ke bawah padang tundra yang luas dari ketinggian, menyilaukan di bawah sinar matahari, dan lembah hijau dengan kanopi dedaunan hutan rimba tropis yang eksotis. Aku bisa mencium dan merasakan bau udara yang mengalir deras, lebih segar dari yang pernah kuingat.

Kemudian aku merasakan kesadaranku kembali dan mimpi itu berakhir. 

Aku mendapati diriku sedang duduk di tempat tidur.

Ruangan itu diterangi oleh cahaya lembut dan aku melihat penyedot debu di kaki tempat tidur, dikelilingi oleh cahaya merah. Mengetahui bahwa dalam kehidupan nyata benda itu disimpan di gudang, aku merasa panik. Kemudian, perlahan  aku merasakan tubuhku turun ke kasur hingga aku kembali telentang.

Berbaring di sana, menantikan terbangun dari mimpi terakhir, lambat laun sadar bahwa aku sudah bangun. 

Karena ingin sekali menceritakan pengalaman itu, aku mengguncang-guncang bahu istriku.

Cikarang, 11 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun