Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kirab

5 Januari 2024   18:06 Diperbarui: 5 Januari 2024   18:08 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://foto.tempo.co/read/1896/kirab-1-abad-sultan-hamengkubuwono-ix

Cermin hitam dari alas kaki yang dipoles memantulkan bayangan bangunan-bangunan kuno. Pengawal Berkuda mengerutkan kening pada prajurit keraton yang berkumpul menunggu. Mereka telah melihat semuanya sebelumnya.

Seorang wanita sendirian mendekati mimbar. Ini hari ulang tahunnya.

Saat prajurit berseragam merah bergerak, kerumunan penonton mulai bertepuk tangan serempak mengikuti irama.

Sepatu bot menghantam kerikil dengan suara seperti berondong jagung yang berderak, jahitan celana bergaris merah berkerut saat pemiliknya berbaris menuju mimbar.

Ketika baris terdepan mencapai panggung, komandan penjaga memerintahkan "hadap kiri", kepala-kepala bertopi beludru itu berputar sembilan puluh derajat, lalu mereka bergerak ke depan lagi, bagai riak gelombang.

Kancing kuningan berkilauan di bawah sinar matahari awal, bersaing dengan lapisan Penjaga Kehidupan saat mereka melaju menuju artileri kuda Pasukan Sultan.

Kamera wisatawan menyala saat pawai dibekukan dalam ribuan lensa, sensor bekerja keras saat desah  berkecepatan tinggi mengaburkan penutup jendela.

Marching Band memainkan Mars Kejayaan, penonton yang terdesak kembali bertepuk tangan dan berdesak-desakan ke depan untuk mendapatkan pemandangan yang lebih baik.

Barisan demi barisan pengawal melewati mimbar, petugas memberi hormat dengan pedang, balutan pakaiannya meriah, kaki dan tangan naik dan turun menjadi satu bagai ditarik lurus dengan penggaris....

Cikarang, 5 Januari 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun