Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Untuk Alasan Sentimental

4 Januari 2024   05:05 Diperbarui: 4 Januari 2024   05:12 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Itu dia, masih mengatur di mana dia terakhir menggunakannya, di mejanya. Belum ada seorang pun yang masuk untuk membersihkan, tidak sejak dia meninggal.

Polisi ada di sini, memeriksa segalanya, mengenakan sarung tangan putih, membersihkan debu dari seluruh perabotan, bahkan cangkir. Tentu saja mereka menguji cangkirnya, atau apa pun yang mereka lakukan dengan benda-benda di tempat lokasi kejadian. Mereka tidak menyebutnya sebagai investigasi pembunuhan, karena tidak ada yang membuat mereka percaya bahwa itu adalah pembunuhan. Mereka menyimpulkan, Syauki baru saja terkena serangan jantung dan terpuruk di depan mejanya. Mati karena sebab alamiah.

Aku akan mendapatkan uang asuransi dalam waktu seminggu atau lebih, kata agen asuransi. Aku akan bahagia. Lalu aku dan Bambang bisa pergi seperti yang kami rencanakan sejak lama. Eropa, menurutku, meskipun kami belum membuat keputusan akhir. Dengan dua miliar kita bisa pergi ke mana saja yang kamu mau.

Mereka bilang aku bisa melanjutkan dan membersihkan kamar sekarang. Atau sudah dibersihkan, yang akan aku lakukan. Aku akan membersihkan seluruh rumah, lalu aku akan menguncinya sampai kami kembali dari perjalanan. Satu-satunya hal yang aku inginkan adalah cangkirnya. Untuk dibawa bersamaku. Racun penemuan Bambang sangat bagus. Kami menaruh beberapa tetes di sekitar tepi cangkir sebelum aku membawanya ke Syauki pagi itu. Setelah beberapa menit, racun itu menguap dan tidak terdeteksi. Tidak terdeteksi di tubuh Syauki juga.

Ya, aku akan membawa cangkir ini ke mana pun aku pergi. Untuk alasan yang sentimental.

Cikarang, 4 Januari 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun